Rabu, 18 Januari 2012

....

Saat Tuhan membawaku kepada mimpiku...
Aku bahkan melupakan mereka yang pernah menyakitiku, meremehkanku, dan menganggapku tidak ada, tidak hanya melupakan tetapi juga memaafkan mereka.

Karena Tuhan yang memberi mimpi itu, yang memegang tanganku saat berlari mengejar mimpi itu, yang mengangkatku ketika jatuh ditengah-tengah perjalanan menuju mimpi itu dan yang mengantarkanku pada mimpi itu hingga garis finish, yang mengajarkanku untuk mengucapkan trimakasih kepada mereka,.. karena dengan semua kesangsian mereka, aku menjadi semakin yakin, bahwa Tuhan sendiri yang akan mengerjakan mimpi-mimpiku...

Bukan perkataan manusia yang menentukan masa depanku,

Bukan apa yang di dapatkan dan dipikirkan manusia yang menentukan arah hidupku,

tetapi perkataan Tuhanlah yang mampu menentukan masa depan dan arah hidupku.

dan aku hanya mempercayakan mimpiku kepada DIA, Tuhan yang memegang hidupku dari sekarang sampai selama-lamanya,...


Sintang, 18 Januari 2012

Winda Vronik

Selasa, 13 Desember 2011

kisah...

“ada Dia di kisah ini”


Di Jendela ini, semua kisah itu dimulai...

Melihatnya berdiri, berjalan, berlari dan tertawa, semuanya dari sini

Menatap pagi yang indah bersama indahnya senyumnya

Menghirup aroma rumput bercampur harumnya yang menguap seiring berjalannya siang

Ketika hujan turun, dia ada di dekatku, aku mendengar lagunya

Begitu indah...

Begitu merdu alunan gitar yang dipetiknya,


Dari jendela ini, semua kisah itu berjalan...

Saat hanya mataku yang bisa meraih, disaat tanganku tidak mampu menggapai

Aku dan jendela ini,..

Aku dan dia,

Aku dan Kisah ini...

Terselip dia dalam kisah ini,

Entah tersesat atau memang tujuan, tak satupun yang tau


Dari Jendela ini, semua kisah ini berakhir...

Saat pandanganku mulai samar melihatnya yang berjalan pada kejauhan

Ketika wangi hujan itu mulai mereda



Aku dan jendela ini...

Aku dan jendela yan g kosong,

Aku, dia dan jendela ini...

Ada dia terselip di sela pandangan mataku,

Ada dia di balik jendela ini,

Ada dia, di kisah ini...



Banjarmasin, 1 Desember 2011

-Winda Vronik-

Sabtu, 22 Oktober 2011

love in batch 7

Dua setengah bulan yang indah bersama dengan mereka:)
berawal dari kamar ini :

di tanggal 17 Juli 2011, bertemu dikamar ini ....


inilah mereka....
new roommates
kami berenam tinggal sekamar, banyak hal yang kami lakukan bersama, beberapa diantaranya yaitu, mandi bareng, bobo bareng, dan pacaran bareng :D:D



Senin, 18 Juli 2011
hari pertama ada di kelaas generalisasi...
bertemu dengan 21 orang teman-teman baru dari berbagai tempat dan daerah
dan hal yang petama kali kami lakukan kemudian adalah, "berfoto-foto ria" :))



Semakin lama, kami semua jadi dekat dan sering main bareng, dan inilah hal-hal yang sering kami lakukan diwaktu senggang...



maen surat-suratan :D, yang isinya juga sangat geje

jalan-jalan ke kota tua, sambil foto sana sini

ini adalah boneka yang aku bawa ke mess, namanya bubu.
kamar cewe kasuari, sering banget jadi tempat berkumpulnya anak-anak batch kami
dan seringkali juga, si bubu ku tersayang ini jadi mainan anak2
kadang digantung pake tali, kadang dilempar2... (-_-")

nah, kalo yang ini adalah hasil jalan-jalan dan blanja-blenji kami para wanita kece hahaha
beli baju samaan trus dipake barengan, hahahaa

kita juga sering kali beli makanan dan di simpan untuk makan bersama
salah satunya ya pisang ini ^_____^b


ini yang paling tidak terlupakan
kita juga sangat sering nonton bareng di kamar cowo
aku kangen nonton bareng (T____T)

jalan-jalan siang ke rs deket mess sambil nyari makan :D

nge-jam, buat ngelepas kejenuhan setelah ujian-ujian yg menyiksa
hehehe....


Masa-masa ini, juga merupakan yang ga akan pernah terlupakan, yaitu saat2 ada didalam kelas

presentasi general yang bikin stress berhari-hari







diskusi kelas....


simulasi 7 habits....

mengakhiri masa-masa berada bersama-sama di kelas general, kami melakukan outing atau poknik kelas, kemanakah itu ??? ga jauh-jauh, mmm ke "ancol" hahahha...:D:D



the last ....

ga ada yang bisa ngegantiin saat-saat aku bertemu dengan 20 orang teman2ku yang luar biasa rameeenya ini :)
sekarang semuanya udah pada disebar keseluruh indonesia, dan aku saat inipun tengah berada di sebuah tempat, pulau yang kata orang memiliki luas wilayah terbesar di indonesia. Seminggu berada disini, dan aku sangat merindukan mereka...
Ga akan pernah lupa, saat-saat indah bersama mereka, tidur bareng, belajar bareng, nangis bareng, tertawa bareng, curhat, dan semuamuanya:)
Dua bulan yang sangat singkat, namun menyimpan banyak kisah indah

thanks God, pernah bertemu dengan mereka semua, i love them so muchhhh
\(^o^)/

Sabtu, 01 Oktober 2011

260911


Lemon and Lime...


Adakah yang mampu menggantikan waktu-waktu indah saat aku duduk di jendela kamarku setiap hari, sambil memandangi laut dan sebuah pohon lemon yang tertanam tepat di depan jendela kamar. Bahkan ranting dan daun-daunnya sebagian hampir memasuki kamarku...

Setiap pagi, ketika aku bangun pagi, bau segar lemon yang sedang berbunga langsung saja menyeruak masuk ke dalam kamarku...

Aku terbiasa...

Sangat terbiasa, menunggu pohon lemon ini...,dari sejak pertama aku berada disini. Menunggu dia tumbuh, menunggu aroma bunganya yang bermekaran, menunggunya berbuah, menunggunya... selalu menunggunya...dan aku terbiasa dengan itu...sangat terbiasa, dan aku menyukainya.

Lama sih, tapi itu menyenangkan. Menunggunya bertumbuh besar, bertambah tinggi, hingga akhirnya bisa melihat rantingnya berlomba-lomba masuk ke dalam jendela kamarku dan membagikan keharumannya setiap pagi datang.

Membosankan, ya... ya ya...cukup membosankan, menunggunya, tapi aku menikmatinya... sampai ketika pohon lemon ini tiba-tiba layu dan berhenti membagikan keharumannya...

“hey, aku menunggu mu Lemon!! Aku ingin keharuman mu yang setiap pagi selalu ada di sekitar penciumanku...kenapa kamu menghilang...”

Keesokan harinya, aku menemukan daun-daunnya mulai berguguran, tidak ada lagi ranting dan dedaunan yang berlomba-lomba memasuki jendela kamarku.


Aku berjalan menuju kebun coklatku...

Dipertengahan jalan aku tidak menyadari ada sebuah pohon jeruk nipis yang tiba-tiba menyempil diantara pohon-pohon coklatku. Aku mendekatinya, tidak begitu tinggi, namun hampir menyamai aku. Aku terheran-heran melihat pohon ini, seingatku tidak pernah ada. Atau aku yang kurang mengenal keadaan kebun coklatku sendiri, karna jarang aku kunjungi.

Sedikit terpesona melihat sebuah pohon jeruk nipis yang tiba-tiba muncul,dengan ukuran yang tidak terlalu besar namun sudah memiliki banyak buah. Mmm, tidak banyak, namun ini cukup membuatku kaget. Aku mendekati buahnya dan mulai tercium aroma jeruk nipis yang sangat menyengat...

Setiap hari aku mulai sering mengunjungi kebun coklatku dan mengunjungi jeruk nipis itu, ya ya, jeruk nipis itu yang sering kali ingin ku lihat sebenarnya. Aku memetik beberapa buahnya, aku tertarik padanya, aku suka melihat keadaannya yang indah dimataku...

Aku teringat Lemonku...

Aku menunggunya lama skali...aku melihat dan mengamati setiap perkembangannya, aku tau setiap detilnya, aku tau bagaimana menunggunya...aku menunggunya lama..iya lama...

Dan sekarang aku lupa tentang itu semua... aku lebih menyukai disini, bukan lagi menungguinya di depan jendela kamarku.. aku malah menghabiskan pagiku dengan berada di kebun coklatku, bersama-sama dengan pohon jeruk nipis ini.

Aku melupakan saat indah itu...

Aku menyingkirkan keinginan untuk menatap rangkaian lemon yang tengah menguning, dan telah layu...


Aku pulang kembali... memasuki rumah dan menuju ke dapur. Ku ambil gelas dan pisau. Aku mulai memotong-motong buah demi buah jeruk nipis yang baru saja aku ambil. Mataku tertuju pada beberapa jeruk lemon yang berada dikeranjang buah. Hampir layu... sudah layu... berhari-hari ku tinggalkan, ku biarkan layu.


Pagi yang baru datang, aku membuka mata... bangkit dari tempat tidurku, membuka jendela kamarku dan mendapati jeruk lemonku yang hampir kering. Tidak ada kehidupan disana, daunnya mulai berguguran. Dengan seketika, kembali teringat masa-masa aku bersamanya.

“hai, jeruk lemonku...” sapa ku padanya. Aku putuskan untuk keluar dari kamar, dan menghampirinya.

“ada apa denganmu, lemon... kenapa kamu berubah? Apa kamu tidak merindukanku...” setitik air mata mengalir ketika melihat daun-daunnya berguguran dan buah demi buah lemon yang berserakan di atas tanah.

“aku kangen kamu lemon...”

“maafin aku ya... aku ga akan ninggalin kamu, sejauh apapun kamu berubah, aku akan tetap memperhatikanmu lemon...”

“aku ga akan pergi lagi... aku akan menunggu kamu menjadi hijau kembali... berbuah lagi, menunggumu lagi... menunggu pagi datang dan mencium aroma indahmu yang masuk melalui jendela kamarku setiap pagi datang”

“aku merindukanmu Lemonku... maafin aku yang pergi ketika melihat kamu berubah, tidak seperti biasanya, tidak seperti yang aku inginkan...”

Tiba-tiba aku tersadar, hari hari aku menunggumu tidak akan pernah bisa digantikan dengan apapun. Menunggumu bertumbuh, berbunga, berbuah. Aku ada disana, aku ada bersamamu. Dan semuanya indah... terlalu indah.

Maaf aku menggantikanmu yang ku tunggu berhari-hari lamanya, dengan jeruk nipis, yang ku temui baru sehari. Tidak adil bagimu Lemon...

Aku akan menunggumu Lemon...

Aku kembali menunggumu..

Seperti yang pernah aku lakukan

Aku pasti menunggumu... karena menunggumu adalah hal terindah bagiku, sampai akhirnya aku bisa melihatmu kembali menjadi hijau, dan berbuah lagi...


hanya sebuah cerita

by: winda Vronik

Sabtu, 25 Juni 2011

knock knock

Dia datang dan mengetuk pintu rumahku...

Saat aku sedang duduk di atas genteng rumah, menatap langit kelabu

Aku mendengar ketukannya..

Awalnya aku tak ingin membukanya, mengingat hari kemarin, seseorang datang dan juga mengetuk pintu rumahku, namun pergi dengan meninggalkan serpihan guci kesayanganku, yang baru saja dipecahkannya...

“tak sengaja” katanya...

Ku biarkan dia terus mengetuk...

Sampai akhirnya aku coba melangkahkan kakiku dan malangkah turun, lalu dengan lambat menuju pintu rumah...


Aku menengok ke luar lewat jendela

Tertegun sejenak...

Sosok yang aku kenal, tidak begitu kenal, tapi aku tau...

Berkali-kali aku memegang gagang pintu untuk membukanya, namun tidak jadi juga

Masih ragu... iya ragu..masih tidak ingin membuka pintu ini,

Sampai akhirnya, aku masuk ke kamarku, beberapa jam kemudian, aku kembali ke pintu rumahku dan kembali melirik lewat jendela..

Dia masih ada, sedang terduduk di depan pintu rumahku,

Masih tetap ku biarkan.


Hari esok pun datang, dan dia juga kembali datang, lalu kembali mengetuk

Hari esoknya lagi, dia masih tetap mengetuk...


Esoknya pun demikian...


Sampai dihari berikutnya, aku melihatnya lagi, lewat jendela rumahku, tersenyum kecil mendengar ketukan itu lagi..

Lalu memutuskan untuk membuka pintu rumahku,

Aku melihatnya tersenyum, dan aku membalas senyumannya,

“bolehkah aku masuk??” tanyanya.

Agak lama ku jawab, aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya, lalu ku jawab dengan anggukan.


Dia masuk ke ruang tamu rumahku, dan kupersilahkan dia duduk. Kami berbincang sebentar, kemudian matanya tertuju kepada beberapa potong pecahan guci yang masih ku letakkan diatas meja, disudut ruang tamu.

“kenapa gucinya pecah?” tanyanya.

Aku hanya tersenyum sambil menengok ke arah guci itu.

“boleh aku lihat?” tanyanya lagi. Aku memperbolehkannya dan dia segera berjalan menuju guci itu. Mengambil bagian demi bagian yang pecah dan dia mencoba mencocokan dengan menyusunnya satu demi satu.

Aku hanya berdiri menatap pecahan guci itu lalu kemudian, air mata menetes di pipiku.

“Guci kesayanganmu ya?” tanyanya.

“iya” jawabku sambil menghapus air mata yang baru saja menetes itu.

“Kenapa tidak diperbaiki?”

“Aku ga bisa, aku ga tau gimana caranya,” jawabku. Dia hanya menganggukan kepalanya.


Beberapa saat kemudian dia berpamitan pulang dan meninggalkan aku serta pecahan guci itu.

Aku menghembuskan nafas panjang dan menatap kepergiannya.

Aku tau, pasti akan berakhir seperti ini, dia tidak akan datang lagi.

Sama seperti dulu...


Namun, keesokan harinya

“Knock..knock..knock...”

Ada suara ketukan pintu

Dengan langkah yang lambat aku berjalan menuju pintu, mengintip dari jendela, dan ternyata mendapati dia datang lagi...

Dengan keheranan aku membuka pintu, dan melihat senyumannya.

Aku persilahkan dia masuk, dan dia tidak segera duduk !!

Dia malah menuju pecahan-pecahan guci itu, dan membuka tasnya lalu mengambil perlengkapan untuk memperbaiki guci yang pecah itu.

Aku hanya terdiam dan makin keheranan melihat apa yang sedang dia lakukan.

Setelah ia selesai merangkai guci itu kembali,ia membersihkannya dengan sebuah kain lalu meletakkannya dengan rapi kembali diatas meja.

Ia menatapku dengan senyuman yang lebar.

“tidak begitu bagus seperti semula,tapi jadi terlihat lebih baik dibanding melihatnya hanya berbentuk pecahan..” dia kembali tersenyum, dan kali ini aku membalas senyumannya.

“makasih ya...” kataku.

“sebenarnya, diawal aku ragu untuk membuka pintu rumahku saat pertama kali kamu datang dan mengetuknya...dulu, dulu skali... aku pernah melihatmu dan berharap kamu datang,tapi ternyata ga datang-datang juga. Aku malah melihat kamu memasuki rumah orang lain, dan kemudian orang lain juga yang datang ke sini dan dengan gampangnya aku ijinkan dia masuk, lalu akhirnya ini yang terjadi, dia malah memecahkan guci itu dan pergi dengan tidak memperbaikinya...”

Dia hanya tersenyum dan kemudian meninggalkan rumahku...


Keesokan harinya, aku kembali mendengar...

“knock..knock..knock...”

Kali ini aku segera berlari menuju pintu rumah dan tidak lagi mengintip lewat jendela, namun langsung membukanya.

Aku mendapati dia lagi, masih dengan senyumannya yang lebar...

“maaf ya, aku pernah melewati rumah ini, aku salah. Padahal seharusnya rumah inilah yang aku tuju...”

Aku tersenyum...

“sekarang, aku datang lagi.... masihkah ada kesempatan untuk aku boleh masuk lagi kerumah ini, aku janji ga akan pergi lagi..”

Aku hanya bisa tersenyum lagi, lalu berkata “welcome home,...”

20 mei 2011

Winda Vronik

Rabu, 08 Juni 2011

Saya ga bisa bilang...

Walaupun ada kesempatan

Saya hanya bisa diam dan tersenyum kecil,

walaupun perkataan itu sudah di ujung lidah...

saya ga bisa, walaupun sbenarnya pengen banget

tapi biarlah, waktu yang mengatakannya

telalu jauh, tak bisa terjangkau dengan tanganku

tapi biarlah saat menutup mata, ia bisa terlihat...

ingin dikatakan...tapi tak bisa sekarang...

smoga saja bisa tau...

It’s all about waiting

Waiting for:

a perfect time

a beautiful place

an amazing Word

a great vision

with a perfect man

i will not scare and,

i dont have to worry about it

for i know that...

*to everything there is a season*


(inspiration from eccl 3)